Terima
kasih bagi orang-orang yang sadar bahwa usia tidak memengaruhi tingkat
kedewasaan seseorang. Satu hal yang ingin saya ketahui, apakah merasa tersinggung
dengan perkataan seseorang juga merupakan bentuk ketidakdewasaan? Orang-orang zaman
sekarang akan bilang “off baperan”, tapi kalau dipikir-pikir semua hal
yang kita lakukan jika di-off baper-kan, kita akan jadi orang yang tidak
berperasaan. Bertingkah seenak udel, ngomong seenak jidat, haha hihi sana
sini tanpa pikir perasaan orang lain.
Di usia
dua puluhan seperti saya sekarang ini, waktunya menunjukkan eksistensi. Orang-orang
sudah dapat mengumpulkan uang, bekerja, mejeng atas bawah, atau mayare
sana sini. Tapi tidak ada yang salah, jika di usia ini kita masih berjuang.
Apa yang
saya bicarakan sekarang ini, sungguh tidak jelas, benar-benar tidak jelas
arahnya. Saya hanya sedang merasa kecewa dengan perkataan teman saya. Menuntut saya
seperti ini, harus lakukan ini, harus seperti ini, padahal makanpun saya tidak
dari dia. Kelaparan selama dua hari kemarin karena kartu atm yang terblokir pun
tidak saya keluhkan padanya, but my father.
Kemarin, saya
bertemu beliau, teman saya. Bertanya apa yang saya lakukan ‘di sini’. Saya katakan tidak
ada, kalaupun akan pulang kampung, sepertinya akan sulit karena biaya
administrasi tambahan lebih mahal dari biaya tiket akomodasi. Beliau Kembali bertanya
“lalu, apa yang dilakukan kalau tidak ada? Kenapa tidak bekerja, misalnya? Daripada seperti ini diam diri?”
Apa saya harus
jelaskan bahwa saya sedang belajar sekarang? Saya sedang belajar Bahasa pemrograman,
karena saya menyukai coding. Saya sedang belajar proteus, karena saya senang
melihat bagaimana rangkaian saling terhubung layaknya neuron di otak. Saya sedang
belajar Adobe Premier Pro dan After Effect, karena saya menyukai video dan
sedang berusaha mengembangkan channel saya di Instagram.
Tapi tidak mungkin hal seperti ini saya jelaskan hanya untuk sebuah basa-basi, karena ini hal yang berharga.
Selama tinggal ‘di
sini’ saya melihat bahwa orang-orang makassar memiliki kebiasaan yang unik,
semacam basa-basi yang unik?! Ketika datang ke rumah mereka, mereka akan berkata
“tidak ada apapun (yang bisa dimakan)”, padahal di atas meja sudah tersedia gorengan,
kue-kue-an, minuman, dan semua hidangan yang bisa dimakan. Saya sendiripun jadi
bingung, apa ini disebut ‘tidak ada apapun’? Ini lebih dari ada.
Ketika orang
mengatakan, mereka tidak sedang melakukan apapun, jangan langsung gambarkan ‘ketidak
adaan’ itu dari versimu sendiri. Mereka mungkin saja sedang menyiapkan bom atom
yang akan diledakkan suatu hari. Atom bagi orang-orang yang tidak ‘melihat’
(baca:mengetahui) memanglah tidak ada, tidak ada secara kasat mata. Tapi kau
tahu bahwa semua benda tersusun dari atom.
Setiap orang memiliki
prioritas, setiap orang tahu apa yang sangat mereka inginkan, setiap orang
tentu ingin menjadi yang terbaik bagi diri mereka, bagi orang yang mereka
cintai terutama kedua orang tua.
sebenarnya pertanyaan yang menjadi pembahasan di tulisan ini bukanlah pertanyaan dari satu dua orang kepada saya, tapi beberapa orang. sepertinya bukan mulut mereka yang jahat, hanya perasaan saya saja yang terlalu tajam. bapak saya bilang ini karena kurang sosialisasi.
was it something i said to make you feel like you're a burden?
if i could take it all back, i swear that i would pull you from the tide.
dua bait indah dari Line Without A Hook milik Ricky Montgomery, secara sederhananya, "kalo salah ngomong, minta maaflah!"
Komentar
Posting Komentar