Langsung ke konten utama

Sutory#3 Body Shaming

Dunia sudah menetapkan standar kecantikannya sendiri bagi seorang wanita seperti cantik, langsing, intinya semua yang berorientasi pada fisik. Padahal jelas-jelas kita tahu bahwa manusia adalah makhluk yang unik. Selama kurang lebih empat tahun berkuliah di ilmu keperawatan, saya belajar banyak mengenai manusia. Manusia adalah makhluk yang unik, dengan penyakit yang sama, dua orang manusia dapat menunjukkan reaksi yang berbeda, semua itu karena kita dibesarkan di lingkungan yang berbeda, kita berasal dari orang tua yang berbeda dengan pola didik yang berbeda, kita dilahirkan ke dunia ini dengan priviledge dan tanggungjawab yang sudah Allah SWT bebankan ke kita, yang mana itu semua berbeda. Kenapa harus bahkan dengan sukarela mau ikuti standar yang orang lain tetapkan?

 

Body shaming sudah mendarah daging pada diri masyarakat, bukan hanya zaman sekarang, tapi sebenarnya sudah sejak dulu, namun dengan istilah yang berbeda sehingga secara tidak sadar saya juga dulu sering lakukan bahkan ke adik dan kakak saya sendiri. Saya baru sadar ternyata saya juga turut andil dalam pembentukan citra diri seseorang.

 

Berbicara tentang citra diri, menurut saya citra diri dapat diartikan sebagai cara seseorang memandang dirinya, mungkin lebih ke memberi nilai ke dirinya. Saya secara pribadi bukanlah orang yang terlalu peduli dengan pendapat orang lain terhadap diri saya. Sehingga terkadang kalau ada yang shout out saya mirip Suzanna karena dark circle atau lingkar hitam di mata saya, atau karena badan saya yang menurut ‘standar’ mereka terlalu kurus, saya benar-benar tidak peduli. Menurut saya, badan saya ideal, saya cantik, percaya diri, saya bisa pintar jika saya berusaha, dan saya pekerja keras. Sekali lagi, I like to see me from my point of view hehe..

 

Satu hal yang saya sayangkan, pikiran seperti ini baru saya adopsi beberapa tahun lalu. Masih teringat dulu, hidup di tahun-tahun yang penuh dengan kegitan untuk memenuhi keinginan orang. Bukan bodoh, itulah proses. Semoga kita semua lebih banyak bersyukur dengan nikmat yang Allah SWT berikan pada kita. Alhamdulillah.

 

Menurut Linda Smolak dalam Body Development in Children, ternyata ada beberapa hal yang bisa memengaruhi citra tubuh kita, diantaranya jenis kelamin, berat badan, teman sebaya, konsep diri dan media massa.

 

Saya agak kaget kemarin lihat whatsapp story dan snapgram dua teman kuliah saya. Beliau berdua secara kebetulan sedang ‘marah’ karena berhadapan dengan oknum-oknum yang membungkus sebuah body shaming dalam sapaan basa-basi sehari-hari. Teman saya yang pertama, dicecoki pertanyaan yang intinya “eh.. kok kurusan”, sedangkan teman saya yang lainnya “kok makin besar sih (badannya)?”. Aneh gak sih, tahun 2021 ini saat kata diversity sudah dideklarasikan dimana mana dan basa-basi kita masih berputar soal tubuh seseorang, yang jelas-jelas bukan hak kita. Inilah bagaimana teman sebaya dan media massa ambil andil dalam citra diri kita.

 

Tapi sebenarnya, tanpa saya sadari, dan baru aja sadar belakangan ini, ternyata yang paling suka membody shamingkan diri saya adalah SAYA SENDIRI. Tanpa sadar, saya sering memberi komentar dan value terhadap diri sendiri. “kayaknya ni muka bagusnya kalo begini deh” “agak gemukan kayaknya bagus” “kok bajunya bagus dipake orang saya ngga”. Ok, I see me. BALIK LAGI KE DIRI SENDIRI. Kalo kata bapak saya, memasak dan make up adalah kegiatan yang jika dilakukan untuk diri sendiri itu, tidak perlu tutorial atau standar apapun. Memasak ya masak saja, soal rasa toh selera kita. Make up juga begitu, pakai saja warna eye shadow yang disukai, gincu yang mentereng kah, alis yang tajam setajam sirkuit f1, apa saja yang cocok bagi kita. Sepertinya laki-laki memang hidup dalam kenyamanan mereka.

 

Beberapa tahun lalu sekitar 2016 di pagi hari, saat saya hendak bersiap ke kampus sambil memakai jilbab di depan cermin. Kakak saya tiba-tiba celatuk tentang kerudung segitiga yang sedari tadi susah sekali saya fit kan di kepala saya, bagian atas dan depannya mencong kanan kiri. Kata dia “kalau saya perempuan, saya akan pakai kerudung langsung (kerudung instan pasang)”. Dalam hati saya, perkataan ini seperti tidak asing, seperti pernah dengar sebelumnya. Iya, dari bapak saya.

 

Kalau saja pikiran saya sesederhana ini, sayangnya saya masih sering secara tidak sengaja melakukan hal tertentu untuk menyenangkan hati orang lain.

 

tulisan ini saya tulis setelah beberapa saat lalu seorang teman mengatakan saya mirip Suzanna untuk yang ke-5 kalinya. tidak peduli, dia juga tidak mirip seperti Kento Yamazaki.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sutory#2 Harubiru

            Beberapa hari yang lalu tepatnya pagi 22 Juni 2021, masih sangat pagi, langit Makassar masih warna biru tua sekitar pukul 05.30 WITA, saya duduk depan laptop untuk mengerjakan laporan praktikum Teknik digital dan elektronika analog, tiba-tiba pikiran saya jadi harubiru. Seperti flashback ke beberapa tahun lalu saat masih kuliah di FK UHO. Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah ya, momen-momen harubiru seperti ini biasanya muncul kalau lagi sementara kerja tugas dan capek atau paling tidak merasa tertekan dengan orang-orang yang related seperti dosen atau asisten laboratorium atau teman-teman di kampus, pokoknya orang yang ada hubungannya sama tugas itu. Tapi, harubiru kali ini seharusnya bukan karena salah satu hal di atas, seharusnya. Alasannya ya, karena lab nya cukup santai, tugas-tugas perkuliahan sudah selesai semua alias hutang sama dosen sudah lunas, asisten laboratorium kali ini juga baiiiknya masyaa Allah, dan teman-teman angkat...

Akhir Tahun 2024

Hari ini aku sangat ingin makan sushi, sebenarnya udah dari beberapa hari yang lalu sih.. akhirnya jam 14.30 tadi siang aku putuskan untuk ke Ramen1 untuk take away  2 kotak sushi. aku makan 1 setengah kotak dan aku merasa sudah sangat kenyaaang. ku lihat jam baru jam 16.00, hm abi masih lama pulang kantor. tapi ternyata aku baru ingat kalau hari ini hari Jum'at, yang mana pulangnya lebih cepat dari hari kerja biasanya. otw lah aku ke pelindo, dan sekarang aku sedang berada di parkiran, haha hehe ketik ketik tulisan ini. ketika jalan-jalan di Nipah tadi, dalam hatiku berkata.. "Ya Allah, Ya Tuhanku.. Hambamu ini, Hambamu yang bernama Badillah Ode Jul ini tidak cocok menjadi manusia yang miskin, maka jadikanlah aku manusia yang kaya hati, kaya harta, kaya kebaikan, dan berikanlah aku kesehatan, berkahilah aku dengan keselamatan dunia dan akhirat, aamiin". Aku selau bermimpi dan meminta yang banyak. walau ini terkesan bahwa aku adalah orang yang ga sabaran, suka menuntut, d...

Ini cerita yang paralel

  Ini abok dan bopak yang lagi mabok (abok saja), mabok perjalanan dari kota kendari ke pelabuhan amolengo, soalnya kami sekeluarga mau pulang kampung via jalur darat + laut pakai fery. Dulu awal-awal smp abok suka mabok kalo naik mobil, jadi bopak bilang katanya abok tidak bisa jadi istri pejabat. iya, abok sepertinya tidak cocok jadi istri pejabat, cocoknya jadi istri pelaut. jangan di aminkan. selain suka mabok (perjalanan), abok juga orangnya grogian. pernah satu waktu di masa maba, katakanlah saat perkenalan mahasiswa baru di fakultas, dikumpullah semua maba-maba dari semua jurusan. tiap jurusan diminta perwakilan satu ke depan buat perkenalkan diri pake bahasa inggris. entah gimana ceritanya, seangkatan abok dari elektro semua menunjuk abok buat maju, abok yang punya basic inggris tentu saja... gemetar seluruh badan. tapi apa boleh dibuat kata abok.. "maju aja". sampai di depan, abok mulai pasrah, ngeliat ke depan dan anak sebelah dia. kalo mau dibilang, abok orangnya g...